Kamis, 19 Juni 2008

terapi pecandu alkohol

Terapi penyalahgunaan dan ketergantungngan alcohol

Penanganan penyalahgunaan Alkohol merupan hal yang sulit. Hal ini disebabkan karena sifat zat tersebut yang manyebabkan kecanduan dan juga melibatkan banyak masalah psikologis. Para penyalahguna alkohol sering mengalami depresi, kecemasan, dan gangguan berat dalam fungsi sosial dan pekerjaan meeka. Juga resiko bunuh diri yang juga besar. Saat seorang penyalah guna alkohol mendapatkan penanganan salngat sulit ditentukan manakah penyebab dan akibat. Hal yang pasti adalah mereka mengalami kehancuran dalam kehidupannya.

Intervensi bagi permasalahan penyalahgunaan alkohol

Mengakui Masalah

Mengakui bahwa diri sendiri mengalami masalah minum yang serius dirasa sebagai sesuatu yang sangat berat. Para penyalahguna berbagai zat seringkali lihai dalam mengelak dalam masalah ini, bahkan mereka seringkali marah jika ada seseorang yang mengatakan bahwa ia mengalami ganggan penyalahgunaan zat yang berat. Agar peminum mau mengakui masalahnya, dilakukan tahap kontemplasi. Uaitu tahapan dimana peminum diberikan pertanyaan-pertanyaan dengan halus. Setelah ia mengakuinya, baru dapat dilakukan penanganan lebih lanjut. Pengakuan sangatlah penting karena akan mencerminkan kemauan untuk merubah perilakunya tersebut.

Penanganan Tradisional di Rumah Sakit

Penanganan di lakukan di suatu bangsal khusus yang memberikan perlakuan menuju detoksifikasi. Perawaan ini dilakukan secara rawat inap. Pasien diberikan terapi-terapi baik secara psikoterapi maupun farmakoterapi. Pasien diberikan obat penenang sebagai penghilang kecemasan dan rasa sakit karena putus zat. Penanganan rumah sakit ini berlangsung relatif lama dan dengan biaya yang dinilai yidak sebanding dengan hasil yang dicapai. Perawatan rumah sakit ini dirasa lebih efektif diberikan kepada pasien memiliki faktor sosial yang buruk, yaitu lingkungan yang mendorong penyalahgunaan alkohol.

Penanganan Biologis

Penanganan biologis paling baik jika dipandang sebagai tambahan dari penanganan psikologis. Pasien penyalahgunaan alkohol biasanya diberikan disulfiran, atau antibuse, yaitu obat yang akan menyebabkan muntah-muntah hebat jika alkohol diminum. Obat tersebut menghambat metabolisme alkohol sehingga menciptakan produk sampingan yang sangat tidak mengenakkan dan mengakibatkan pasien muntah. Kepatuhan pasien meminum antibuse jelas akan dipertanyakan mengingat efek yang sangat tidak mengenakkan dan efek samping yang ternyata bisa mengakibatkan peradangan syaraf.
Selain itu obat jenis lain adalah obat antagonis opiat neltrekson dan nalokson, buspiron, akamprosat, dan prozac. Yang perlu diperhatikan adalah penggunaan obat-obat pada penanganna penyalahgunaan alkohol mempunyai efek samping seerti akan terganggunya fungsi hati.

Terapi pasangan dan keluarga

Para peminum alkohol akan lebih cederung melakukan kekerasan kepada anggota keluarga mereka. Tetapi terapi pasangan dan keluarga yang dimaksudkan adalah salahsaunya melibatkan pasangan untuk menjadi pengawas minum obat antibuse. Selain itu juga untuk membantu pasien menghadapi stress selama penanganan.

Penanganan Kognitif dan Perilaku

Secara umum, terap kognitif dan behavioral merupakan penanganan psikologis paling efektif bagi penyalahgunaan alkohol ( finney & moos, 1998).

Terapi aversi
Fslsm terapi aversi peminum bermasalah dikejutkan atau dibuat menjadi mual ketika melihat, meraih , atau meminum alkohol dalam suatu prosedur yang dinamakan sensitisasi tertutup. Pasien diinstruksikan membayangkan ia mengalami perasaan mual yang hebat ketika meminum alkohol

Pendekatan manajemen peristiwa dan penguatan komunitas

Manajemen peristiwa tak lain adalah operan conditioning bagi penyalahguna alkohol. Orang-orang dekat pasien dan pasien sendiri diajari untuk menguatkan perilaku yang menjauhi alkohol. Terapi ini juga mengajari pasien mencari pekerjaan dan ketrampilan sosial serta pelatihan asertivitas untuk menolak ajakan minum alkohol.
Pelatihan pengendalian diri perilaku

- kontrol stimulus
- modifkasi topografi minum, misal mencampur minuman
- menguatkan perilaku tidak minum

Minum secara wajar

Adalah terapi yang membuat pasien yang mengalami masalah minum berlebihan merubah perilakunya menjadi kebiasaan minum yang wajar.
Perlakuan yang diberikan meliputi pengendalian dari minum alkohol murni dengan memerikan terapi kejut, pelatihan penyelesaian masalahan, asetivitas, menonton rekaman video saat mereka mabuk, ketrampilan sosial, manajemen sress da lainnya.
Kemajuan yang diperoleh mereka yng mengikuti terapi minum secara wajar ternyata lebih besar daripada terapi yang membuat orang berhenti minum secara total.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagaimana pendapat anda?